Jurus Sakti Follow Up Sampai Closing

 Cara Follow Up Pembeli Yang Belum Transfer


Banyak dari pebisnis online yang sering di PHP-in calon pembeli dan juga terjebak dalam CLBK (Chatting Lama, Beli Kagak) 🙈

Sakit gak sih?

Terkadang, kita membutuhkan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan mereka sudah melakukan transaksi.

Karena kenyataannya di lapangan, tidak semua yang order, benar-benar transfer. Halah, PHP 😆

(pemberi harapan palsu)...


Masalahnya, saat kita melakukan follow up, banyak dari prospek justru malah tidak jadi beli.


Dan sadarkah Anda, teknik closing dan teknik follow up adalah dua hal yang berbeda.


Serupa,
tapi tak sama.
Ibarat adik kakak...

Karenanya, kita perlu melakukan yang namanya follow up
Bahkan, ada sebuah fakta menarik dari risetnya Hubspot, yakni:

"80% Pembelian membutuhkan 5 kali follow up, tapi 44% pebisnis online berhenti saat penawaran pertama...”

Artinya, ada 44% pebisnis online yang akan mengalami kegagalan dalam 80% penjualan yang mereka lakukan.

Bayangkan, sebanyak itu. Apakah Anda ingin membiarkannya hilang begitu saja? Tentu tidak, bukan?

Oleh karena itu, diperlukan skill follow up agar mereka benar-benar beli dan transfer uangnya ke kita.

Caranya?

Anda bisa lakukan 7 JURUS SAKTI berikut ini:


1. Ajukan Pertanyaan Pilihan . 

Banyak orang gagal memfollow up, karena mereka salah bertanya, misalkan:

"Mba, jadi beli kerudungnya nggak?". Jawab: enggak.

"Mas, jadi beli kaosnya nggak?". Jawab: enggak

Itupun mending kalau dijawab, kebanyakan malah nggak dibalas sama sekali. Pernah ngalamin?

Makanya, Anda perlu mengajukan pertanyaan pilihan yang jawabannya pasti "YA".

Misalkan:

 "Mba, orderan kemarin, mau dikirim pake JNE atau TIKI?"

• "Mas, orderan kemarin, mau dikirim hari ini atau besok?"

• "Bu, orderan kemarin, mau ditransfer ke BCA atau Mandiri?"

Pola ini memiliki rumus:

"Mas/Mba, orderan yang kemarin, mau [sugesti] (x) atau (y)?"



2. Asumsikan Pasti Beli .

Ini yang sering terjadi pada para penjual online. Mereka mengasumsikan calon pembelinya tidak jadi beli.

Maksudnya?

Asumsinya pun dinyatakan secara terang-terangan, persis seperti kasus sebelumnya:

"Mba, jadi beli kerudungnya nggak?", "Mas, jadi beli kaosnya nggak?".

Ya jelas, pertanyaan tersebut diasumsikan bahwa si calon pembeli boleh beli boleh tidak.

Terus, gimana caranya?

Ya gunakan asumsi terselubung seperti yang Saya jelaskan di atas.

Misalkan:

• "Oh ya Mba, sebelum transfer, masih ada yang ingin ditanyakan mengenai
produknya?".
Asumsinya, dia bakalan transfer.

• "Oh ya Mas, kira-kira mas rencana mau transfer kapan ya?". Asumsinya, dia bakalan transfer. Cuma, kapan?

• "Oh ya Mas, karena kemarin mas sudah tertarik ikut pelatihannya, Saya penasaran,
kira-kira mas mau selesaikan pembayarannya siang ini atau sore?".

Asumsinya, dia bakalan bayar. Tapi, mau bayar siang atau sore?

• "Oh ya Mas, karena sebelumnya mas udah tertarik ikut pelatihannya, sebelum transfer,

Saya kepingin tahu, apakah mas udah tahu seberapa besar manfaat yang mas dapatkan setelah join di pelatihan ini?".

Wow, asumsinya ditumpuk-tumpuk. Silakan analisa sendiri. hehe...


3. Tanyakan Alasan Beli . 

Cara ini masih memanfaatkan asumsi pasti beli. Karena ketika kita tanya kenapa mereka mau beli di kita, maka mereka cenderung menjawab, "karena.... bla bla bla",

Saat mereka mengungkapkan alasannya, artinya mereka sudah benar-benar setuju untuk beli produk kita. Sampe sini paham yaa.. 😃

Misalnya:

"Mba, kalau boleh tahu, kenapa ya pengen beli produknya dari Saya, bukan dari yang lain?"

"Mas, kalau boleh tahu, kenapa mas tertarik beli produk ini?"

Kebayang?


4. Tunjukkan Testimoni . 

Dengan Anda memberikan testimoni, entah itu screen shoot gambar atau cerita dari pembeli produk Anda sebelumnya, akan membuat calon pembeli semakin yakin dengan produk Anda.

Terkadang, mereka menunda beli atau transfer, bukan karena apa-apa,
melainkan kurang yakin dan banyak pertimbangan.

Tapi ketika Anda tunjukkan testmoni￾tesmimoninya, pastinya mereka akan semakin yakin untuk beli produk Anda.


5. Tawarkan Bantuan . 

Ini adalah cara yang paling sering Saya gunakan khususnya saat memfollow up calon pembeli lewat email.

Alhasil, gara-gara cara ini konversi penjualan dari order ke transfer melesat hingga 65%. Karena berdasarkan pengalaman sebelumnya hanya mendapatkan 35-45% saja.

Caranya, Anda bisa bertanya kepada calon pembeli Anda, misalnya:

• "Mas, apakah mas butuh bantuan?"

• "Mba, ada yang ingin ditanyakan terkait produk yang kemarin?"

Jadi, jangan ragu untuk menawarkan bantuan yaa 😊


6. Gentayangi Mereka. 

Sebenarnya, cara ini cukup efektif untuk membuat orang lain ingat dengan orderan.

Caranya? Kita hanya sekedar membuat orang aware bahwa mereka sudah pernah janji untuk mau transaksi dengan kita.

Misalnya, Anda bisa berikan like di statusnya,

mengomentari statusnya, dan share statusnya.

Ingat, Anda nggak harus mengingatkan dia untuk transfer, cukup bangun intreraksi seperti biasa saja.

Orang yang punya otak, ketika melihat nama Anda pun, akan langsung sadar bahwa mereka telah berjanji untuk melakukan pembelian. Kebayang kan?

Nanti, ketika Anda gunakan FB Ads, tepatnya retargeting, Anda bisa gentayangi mereka dengan cara ini. 🤭


7. Telepon Langsung . 

Ini adalah solusi terakhir dalam melakukan follow up calon pembeli.

Jika sebelumnya Anda

sudah memiliki nomor telepon mereka, maka cobalah follow up dengan cara telepon.

Cara ini terbukti cukup ampuh untuk menentukan apakah mereka mau beli atau tidak.

Karenanya, goal dari cara ini adalah satu, yakni mendapatkan kepastian apakah dia mau beli atau tidak.

Setidaknya, ketika Anda sudah mendapatkan jawaban dan kepastian,

Anda bisa lanjut memfollow up calon pembeli lainnya. Okehh??


Itulah 7 trik follow up yang bisa Anda gunakan saat memfollow up calon pembeli yang sempat menunda untuk bertransaksi dengan Anda.

Mantep kann? 😁

Udah tau ilmunya, sekarang waktunya praktek yaa. Ada orderan yang belum transfer? Yuk, langung hubungi mereka dan praktekan jurus ini 💪😁

Sekian dari Saya semoga bermanfaat ya 😊

Salam

Komentar